A homemaker, a daughter, a wife, a mother....

Menulis bukan Curhat, Cerita bukan Gosip.

Wednesday, September 3, 2008

Yang Manis

Add to Your Favorite: DiggIt! Del.icio.us Reddit Yahoo Add To Bloglines Technorati Facebook Stumble Upon Google

Hujan yang terus mengguyur minggu ini sungguh mengundang hasrat untuk mencari kehangatan dengan secangkir kopi. Walau hujan deras tak menghalangi langkah kita menuju tempat santai sambil memesan 1 gelas coffee latte, 1 gelas vanilla ice dan entah kenapa mata ini tertuju dengan penampilan si bulat coklat yang rasanya tentu manis, flourless choc. cake mereka menamainya.

Sudah lama juga lidah ini jarang dimanjakan dengan makanan manis tersebut, karena kebetulan saya kurang begitu suka dengan makanan yang satu itu. Jadilah saya memesan si manis bulat lalu meninggalkan suami saya untuk mencari tempat yang cozy.

Menikmati hujan yang mengguyur di penghujung sore rupanya tak menghalangi orang untuk tetap beraktifitas disini. Tempat ini semakin malam semakin ramai walau hanya memesan 1 cangkir kopi tetapi sepasang sejoli tampak asyik dengan obrolan mereka. Sambil mengamati orang sekeliling saya, datanglah suami dengan minuman dan kue yang saya bayangkan sungguh lezat tersebut.

Hah…alangkah terkejut saya, kenapa kue yang tadinya berbentuk bulat besar dan manis itu tiba – tiba berubah wujud menjadi seperti bubur coklat ? Ah saya tetap tak mengabaikan bentuk kue yang berubah tersebut sambil mengambil sendok dan tetap menyantap coklat lumer itu kedalam mulut, manis memang.

Satu, dua dan pada santapan ke tiga akhirnya saya tidak kuat dengan rasa manis yang terlalu membosankan di lidah. Barangkali karena bukan tipe penyuka manis akhirnya saya berhenti sejenak dan melawan rasa manis tersebut dengan meneguk vanilla ice saya, aduh kok makin manis aja….beruntung suami saya selalu menyediakan air putih, tak mau kehilangan waktu saya langsung menyambar air putih untuk menutupi rasa manis tersebut.

Suami yang sedari tadi mendengarkan lagu tidak menyadari kalo saya sedang kewalahan menghadapi rasa coklat itu. “ Loh, kok coklatnya jadi lumer kek gitu sih?” kata dia baru sadar.
Tanpa menunggu jawaban saya dia langsung menjawab, “ Oo…iya tadi pelayannya tanya mau dipanasin ga kuenya, aku jawab iya.” Hahahahaha saya tertawa pelayannya yang kurang mengerti tentang kue tersebut atau suami saya. Jelas2 kue bulat coklat cantik itu jika dipanaskan akan menjadi seperti ini.
From kakepawiya


Mencoba satu sendok coklat lumer tersebut, suami saya sudah menyerah, terlalu manis kata dia. Lebih baik cheese cake yang biasa kita pesan, biar tidak manis tapi sesuai dengan lidah kita.
Dia menuju kasir dan memesan cheese cake tersebut. Terobati rasa lidah ini dengan potongan cheese cake kegemaran kami.

From kakepawiya


Dari tampilan bentuknya memang cheese cake ini kurang menarik, tapi entah kenapa saya lebih suka kue ini cocok dengan minuman yang manis.

Lalu saya berpikir, kue coklat tadi jika diibaratkan seperti manusia, apakah saya akan menjadi seperti kue tersebut yang terlihat baik dan manis, tetapi membosankan dan kurang berarti walaupun banyak penggemar coklat yang tidak setuju dengan pendapat saya.
Atau kah saya bisa menjadi cheese cake yg tidak menarik tapi bisa berguna.
Ini menurut pemikiran saya, karena saya tau coklat juga baik untuk wanita khususnya, tetapi saya sedang memikirkan penampilan luar yang menurut kita menarik atau baik ternyata mengecewakan.

Saya cuma bisa mempelajari dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Cuma Dia yang bisa membantu saya untuk membentuk rasa kecewa dengan kepuasan, dan selalu mensyukuri apa yang ada.

0 comments: